JANGAN SUKA BIKIN BAPER! Inspirasi Menumbuhkan Empati pada Sesama

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8hiQUiGRS3ECgK-k3dOGD6q8Pzu2X7ygwm4gUyu-POMTg_x-KjdmbTTVBPBWuLT5MyMyqI5LZFdxc8kFdOfaRg1OB2QEjJeaI0C2cEgSwACwOqOy-ugnsZLFPKOYp67D2BFmlD3sI8nBqBzPw3pr1bmqx_dyk9ajg-eOh3Y1TEnOCOXkFBAa2E-1qdg/s72-c/Mock%20up.png click to zoom
Ditambahkan 22.42
Kategori Buku Buku Baru Produk
Harga   Rp.55.000@  Judul: JANGAN SUKA BIKIN BAPER! Inspirasi Menumbuhkan Empati pada Sesama Penulis: Noerillahi  Cetakan Pertama, Oktober 2022 Te...
Share
Hubungi Kami
Beli Sekarang

Review JANGAN SUKA BIKIN BAPER! Inspirasi Menumbuhkan Empati pada Sesama


 

Rp.55.000@

 Judul: JANGAN SUKA BIKIN BAPER! Inspirasi Menumbuhkan Empati pada Sesama
Penulis: Noerillahi 

Cetakan Pertama, Oktober 2022
Tebal: xii + 66 hlm; 14,5 x 20,5 cm
ISBN: (Proses)


Manusia bisa merasakan bahagia, sedih, marah, emosi, tersinggung, merasa tidak dihargai, cuek, dan yang lainnya. Perasaan itu adalah karunia dari Tuhan. Namun, karunia Tuhan tersebut, seiring perkembangan zaman, dianggap sebagai sesuatu yang aneh dan tidak normal bahkan sebagian beranggapan sebagai sesuatu yang negatif. Seolah untuk menyikapi seluk-beluk kehidupan, manusia dituntut untuk tidak boleh membawa perasaan.

Setiap kalimat yang dilontarkan kepada orang lain dianggap sebagai bahan candaan dan lelucon. Tanpa memperdulikan apakah hal tersebut menjadi sesuatu yang sensitif bagi orang lain atau tidak. Banyak orang kurang memahami bahwa setiap orang mempunyai tingkat sensitifitas perasaan yang berbeda–beda.

Penyematan predikat baper lebih mudah dilakukan daripada menjaga perasaan orang lain. Buku ini mengajak pembaca untuk belajar seni kesabaran, yaitu kesabaran saling menjaga perasaan satu dengan yang lainnya. Sehingga, penggunaan kata "baper atau bawa perasaan” tidak asal diucapkan.

 



Komentar