KUNCI KHAYALI: Antologi Eksposisi Dini Hari

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiAUHlij5ZcBKACH0aMQgrPbORINEvP_TClHS1BeHnYMwnrZjD1svdnCieXRBcFh8RSe-NfUyi6hXsq_r6Y0DcBtiowxYvyyICmdnC7q-vgZyq-Xhhj9TgwYq7go5Kn1GfgxXn9aGlpA3s6fll2bK6I-mddIKDj5L7Bdev1YSYfQ4qPyVW-YYgkJ6otw/s72-c/Mockup.png click to zoom
Ditambahkan 23.14
Kategori Buku Produk Produk Buku
Harga   Rp.75.000@ Judul: KUNCI KHAYALI: Antologi Eksposisi Dini Hari Penulis: Fachrurrazi Editor: Mukhlisanur, S.Pd. & Hijriati Meutia, S.Psi...
Share
Hubungi Kami
Beli Sekarang

Review KUNCI KHAYALI: Antologi Eksposisi Dini Hari


 

Rp.75.000@

Judul: KUNCI KHAYALI: Antologi Eksposisi Dini Hari
Penulis: Fachrurrazi
Editor: Mukhlisanur, S.Pd. & Hijriati Meutia, S.Psi, M.A
Cetakan Pertama, Agustus 2022
Tebal: xx + 394 hlm; 14,5 x 20,5 cm
ISBN: (Proses)


Semua tulisan dalam buku ini mewakili kerelaan dan komitmen penulis untuk membaca lebih banyak. Dari membaca, muncullah tulisan-tulisan menarik dalam buku ini. Jika Anda menganggap tulisan di buku ini terentang dari berbagai tema, genre dan sudut pandang, saya rasa justru semua tulisan di buku
ini menggambarkan dengan baik proses pergulatan penulisnya dengan nawaitu, gagasan, dan  pembacaannya atas banyak fenomena yang ia lihat dan hadapi. Sebuah proses pencarian yang terus akan berlanjut. 

 

Buku ini disajikan dalam lima bagian; gagasan, pengalaman, catatan, karangan, dan rekaan. Pada bagian “Gagasan”, Razi menjelaskan dengan gamblang darimana ide menulisnya berasal. Berbasis disiplin diri ala Elrod, bisa jadi Razi mencari dan menemukan ritmenya untuk membiasakan diri menuangkan gagasan dalam tulisan dengan laku yang ketat. Razi mungkin tidak mengalami trance  seperti Allende, tapi jelas komitmennya untuk tidak berkhianat pada tahapan dan proses yang ada, telah menjadikan proses menulis menjadi hal yang lumrah ia lakukan. Yang menarik, Miracle Morning ala dirinya berpijak pada konteks yang dekat dengan pembaca sehingga pesannya jelas: Anda bisa mengikuti cara yang sama untuk memaksa diri Anda menulis lebih banyak dan lebih baik. Bagian “Pengalaman” menyajikan catatan Razi tentang beberapa aktivitas yang ia hadapi sebagai seorang pendidik.

 

Bagian ini berbicara mulai dari gaya kepemimpinan, situasi pandemi, kurikulum dan sekolah, pengalaman penyelenggaraan kegiatan besar di sekolah sampai perjalanan karir penulis di dunia pendidikan. Cara penulis ‘membaca’ gaya kepemimpinan yang tepat dalam situasi tertentu di sekolah atau berbagai pertimbangan dalam menentukan kebijakan atau pilihan karir menunjukkan pengalaman penulis yang dibentuk oleh kemampuannya dalam menerjemahkan ide-ide terkait kepemimpinan dan pemecahan masalah. 


Selanjutnya di bagian “Catatan”, penulis mencoba memperluas cakrawala analisanya tidak saja pada lingkup kerja/sekolah. Penulis berbicara tentang tokoh yang ia kagumi, Tirto Adhi Soerjo (pp. 86-87). Berbagai isu dipikirkan dan dituangkan oleh penulis di bagian ini, yang terentang dari ketertarikannya pada disiplin ala Elrod dan beberapa topik menarik seperti sejarah Nusantara, politik Indonesia, peradaban Islam, memahami amarah, puasa, pegelolaan sekolah sampai ketertarikan penulis akan tantangan baru dalam mengelola sekolah. Sebagai sebuah ekspresi perenungan, bagian ini pasti akan berkembang lebih lanjut nantinya. 

Bagian “Karangan” adalah tulisan-tulisan Razi yang pernah dimuat di media massa, baik cetak maupun elektronik. Tema besar dalam bagian ini adalah pendidikan, sesuai minat dan tanggungjawab penulis. Pilihan topiknya mencakup otonomi dalam pendidikan, kesiapan dan potensi sekolah dalam menghadapi bencana, digitalisasi dalam pendidikan, ghirah pendidik, pendidik yang inspiratif, pengelolaan sekolah di masa pandemi, kualitas guru, sekolah yang ideal, dan realitas pendidikan di Aceh. Pemikiran dan gagasan dalam bagian ini adalah representasi dari dialektika pemahaman penulis dengan realitas yang ia lihat dan hadapi sebagai pendidik di sekolah. Terakhir adalah “Rekaan”. Jelas dalam bagian ini penulis mencoba genre menulis yang lain. Sebuah cerita pendek yang menarik tentang dedikasi, cinta dan pilihan dalam hidup yang coba diletakkan dalam konteks yang terjadi (pandemi). Sebagai sebuah hasil dari proses berlatih yang penulis lakukan, cerita pendek ini adalah bentuk langkah berani untuk mencoba menjelajahi cara berekspresi yang berbeda melalui tulisan. 


Meskipun saya berpikir bagian ini sepertinya bisa menjadi  karya yang terpisah dari bagian lain, sebagai hasil keteguhan untuk memaksa berdisiplin menulis, karya ini adalah bukti sahih proses yang Razi jalankan. Buku ini adalah bagian dari proses panjang yang masih berlanjut. Karya dalam buku ini bisa jadi adalah juga harapan yang perlu dipupuk dan dikumandangkan. Ia menyajikan ide-ide yang berusaha melihat, memahami atau menawarkan solusi. Sehingga buku ini bukan saja mengenai laku tentang bagaimana menjaga komitmen dan keteguhan untuk mencatat dan menulis, tetapi juga—meminjam Isabel Allende—buku ini adalah laku pengharapan untuk hal yang lebih baik. Sebagai sebuah laku pengharapan, godaan terbesar bagi penulis adalah kehausan akan pengakuan dan pujian. Godaan yang jelas bisa melemahkan dan melenakan. 


Semoga buku ini adalah muasal baik dari perenungan, pegumulan dan pertarungan ide yang terus berlanjut di benak penulisnya. Ide dan gagasan yang hadir dalam tulisan di buku ini mungkin belum menjawab semua pertanyaan terkait pendidikan atau isu lainnya. Tetapi sebagai bagian dari proses, buku ini adalah sebuah perayaan yang patut disyukuri dan semestinya bisa membantu siapapun yang membacanya untuk menyadari kekurangan, melihat peluang perbaikan dan memancing keberanian untuk menulis. Meminjam Allende—bisa jadi ide dalam sebuah tulisan hanya tampak sebagai “cahaya redup yang mencoba menantang pekatnya kegelapan.” Tetapi justru kesadaran semacam inilah yang semestinya membuat seorang penulis untuk selalu rendah hati dan terus belajar. Supaya meskipun redup, cahaya itu selalu ada dan terjaga.

Victor Yasadhana


Komentar